Rabu, 30 Desember 2020

Bahasa Bhutan (Part 10): Sayur dan Buah




Memang tidak semua jenis sayuran dan buah ada di Bhutan yang lanskapnya adalah dataran tinggi. Kalaupun ada produk impor yang tersedia, tidak semuanya punya sebutan khusus dalam bahasa Dzongkha. Tapi mari kita belajar beberapa.

 

Bayam = pe tso

Kangkung = kel

Wortel = la puk marpo

Buncis = ko pi son

Kubis = ko pi

Lobak = yung dok

Terong = do lom

Tomat = lam ben da

Jeruk = tsel lu

Apel = e pel

Pisang = ngang lak

Mangga = am chu ku li

Kelapa = be ta

Mentimun = gon chum

Stroberi = sa gong

Nanas = gya nak kong tse

Semangka = chu go

Melon = a pe gu to

Labu = ka ku ru

Ceri = che ri

Anggur = gun drum


Senin, 09 November 2020

Lagu Masa Lalu (24): Du

Tanpa sengaja, seorang Postcrosser dari Jerman mengajakku berteman (apa itu Postcrossing, kuceritakan di postingan berikutnya). Surprise dan senang banget. Selain bisa saling bercerita, bisa memperdalam bahasa Inggris, sekaligus dikit-dikit belajar bahasa Jerman.

Pengalaman ini bikin aku yang hobi dengerin lagu ini teringat sebuah lagu Jerman lawas, judulnya "Du". Pernah dengar di radio, ternyata ada juga di kaset lama punya mendiang papaku. 

Bisa dibilang "Du" adalah satu-satunya lagu Jerman yang kukenal. Dibawakan oleh Peter Maffay pada tahun 1970.  Lirik yang terdengar asing di telingaku, tapi Peter Maffay menyanyikannya dengan penjiwaan penuh. Paling kusuka pas masuk refrain, lengkingan "duuu" nya mantap banget! 

Lantas, apa artinya? Ternyata sederhana saja. Du artinya you atau kau.  Lagu ini mengisahkan seorang pria yang sedang "nembak" kekasihnya. Pernyataan cinta yang tulus dengan sepenuh hati, disertai permohonan dan janji untuk setia. Pas banget dibawakan saat pernikahan. 




[Strophe 1]

In deinen Augen steht so vieles, was mir sagt

Du fühlst genau so wie ich

Du bist das Mädchen, das zu mir gehört

Ich lebe nur noch für dich


[Refrain]

Du bist alles was ich habe auf der Welt

Du bist alles was ich will

Du, du allein kannst mich versteh'n

Du, du darfst nie mehr von mir geh'n


[Strophe 2]

Seit wir uns kennen ist mein leben bunt und schön

Und es ist schön nur durch dich

Was auch gescheh'n mag, ich bleibe bei dir

Ich lass' dich niemals im stich


[Bridge]

(Du, ich will dir etwas sagen

Was ich noch zu keinem anderen Mädchen

Zu keinem anderen Mädchen gesagt habe:

Ich hab' dich lieb

Ja, ich hab dich lieb

Und ich will dich immer lieb haben

Immer, immer

Nur dich)

Wo ich auch bin

Was ich auch tu'

Ich hab' ein ziel

Und dieses Ziel bist du

Bist du

Bist du


[Strophe 3]

Ich kann nicht sagen, was du für mich bist

Sag, dass ich dich, dich nie verlier'

Ohne dich leben, das kann ich nicht mehr

Nichts kann mich trennen von dir

Peter Maffay


TERJEMAHAN: 

[Bait 1] 

Ada banyak hal di matamu yang memberitahuku

Kau merasa sepertiku

Kau adalah gadis yang menjadi milikku

Aku hanya hidup untukmu 


Refrain: 

Kau segalanya yang kumiliki di dunia

Kau segalanya yang kuharapkan

Kau, kau sendiri bisa memahamiku

Kau, kau  tidak boleh meninggalkanku lagi 


[Bait 2] 

Sejak kita bertemu, hidupku penuh warna dan indah

Dan itu hanya indah karenamu

Apapun yang terjadi, aku akan tetap bersamamu

aku tidak akan pernah mengecewakanmu 


Bridge: 

(Kau, aku ingin memberitahumu sesuatu

Yang  belum pernah dan tidak kukatakan kepada gadis lain:

Aku cinta kamu

Ya aku mencintaimu

Dan aku akan selalu mencintaimu

Selalu selalu

Hanya kamu)

Dimanapun aku

Apapun yang aku lakukan

Aku punya tujuan

Dan tujuan itu adalah kau

Apakah kau

Apakah kau


[Ayat 3]

Aku tidak tahu siapa kau bagiku

Katakan bahwa aku tidak akan pernah kehilanganmu

Aku tidak bisa hidup tanpamu lagi

Tidak ada yang bisa memisahkanku dari dirimu


Link video: 

https://youtu.be/iy-nr1L_YrY

Kamis, 05 November 2020

Bahasa Bhutan (Part 9): Ekspresi dan Perasaan

 Welcome again! 

Akhirnya bisa kulanjut kamus bahasa Dzongkha ini setelah vakum akibat berbagai tekanan hidup... Buat yang udah ngikutin dari part 1, zo sol shu ni (maafkanlah). 

Bicara soal maaf, kita tahu bahwa ekspresi dan perasaan orang akan selalu berubah-ubah tergantung suasana hatinya. Lalu bagaimana penerapannya dalam bahasa Dzongkha?  



Senyum = dzum 

Tersenyum = dzum sek se 

Tawa = ga ba

Tertawa = ga dzum gyi 

Tangis = ke kyap ni

Menangis =  shin tu ne 

Menjerit = ke shuk

Cemberut = o tro sum

Pucat = kya ser

Marah =  khong tro

Sedih = yi kyo

Senang = ga wa

Puas = yi tsim pe 

Terkejut = ham gyang

Takut = drok ni 

Menakutkan = jik ni 

Kuatir =  tsa gyang

Lega = sem ga gawa

Nyaman = tuk gye ni

Lapar = za ni me pe

Bingung = gu khor

Iri = trak dok chen

Sebal = tsigpa za

Lucu = o bap me pe 

Geli = e tsi ga ni

Lelah = sun sunam 

Bersyukur = ga tsor chen

Rindu = ji gyo ni 

Menyesal = gyo pa

Kamis, 27 Agustus 2020

Bahasa Bhutan (Part 8): Hewan

 Sekarang kita belajar nama-nama hewan. Beberapa yang umum saja ya 



- Kucing = ji li

- Anjing = ro khyi

- Monyet = treu

- Tikus = ji tsi

- Kuda = ta

- Kambing = ra ke

- Ular = bul

- Buaya = chu sin

- Ikan = nya sha

- Kelinci = ri bong

- Ayam = jiu chung

- Bebek = dam ja

- Sapi = sol bam

- Gajah = langmo che

- Kerbau = ma he

- Singa = seng ge

- Harimau = tak tsang

- Jerapah = ke ring ta

- Burung = dap chak

- Nyamuk = zen dom

- Lalat = lu ze

- Kupu-kupu = chem la

- Lebah = ser jang

- Semut = gyok mo

- Kadal = tsi tsi marmo

- Cacing = bupa

- Babi = pak pa

- Keledai = bong ku 

- Unta = nga mong 

- Kura-kura = ru bel 

- Rusa = shawa 

- Penguin = tso ja 

- Belut = dam nya 

- Paus = nya wel 

Minggu, 14 Juni 2020

Solo Travelling (14): Mata Air Ndas Gending

Rasanya cukup lama aku nggak nulis pengalaman travelling. Kondisi keuangan, kesibukan, ditambah pandemi Covid bikin rencana berantakan.

Tapi kali ini aku nggak bisa lagi menahan diri. Rasa bosan dan suntuk di rumah udah sampai level tertinggi. Daripada duitku habis buat ke psikiater, sebaiknya aku memberanikan diri. Aku harus keluar... harus!

Tunggu dulu..  di sini aku bukan menganjurkan kita untuk piknik sebebas-bebasnya di tengah ancaman Covid. Pastikan kita tetap perhatikan protokol kesehatan. Oke? Tos

Aku pun tidak memilih tujuan ke luar kota. Bahaya! Jadi, aku pilih yang nggak terlalu jauh aja. Istimewanya lagi, kalau biasanya aku naik kendaraan umum, kali ini aku berani bersepeda. Sehat dan hemat pastinya.

Sebuah tulisan di blog teman tentang Mata Air Ndas Gending di Mertoyudan, Kabupaten Magelang bikin aku tertarik. Seperti yang sering kubilang, aku tidak bisa berenang tapi aku ini ibarat kappa, suka main air. Pantai, pemandian, air terjun dan sungai yang bersih adalah tujuan wisata favoritku.

Kulihat di Google Maps, jarak dari kota Magelang sekitar 8 km. Bisa lah ditempuh dengan sepeda. Aku sengaja lewat jalan raya Magelang-Jogja, belok ke daerah Pandansari, lanjut ke Japunan, Desa Bondowoso, dan setelah napas hampir habis sampailah aku ke Dusun Ganjuran, lokasi tempat itu.

Seperti pemandian pada umumnya, sebelum sampai Ndas Gending aku harus lewat lembah yang menurun. Aku harus menuntun sepedaku sambil jaga keseimbangan karena jalannya berbatu-batu di antara hutan bambu.





Keheningan pecah saat tiba di ujung jalan. Hari itu hari Sabtu, jadi suasana cukup ramai. Meski letaknya terpencil dan sedang pandemi Covid, toh tempat ini banyak diminati. Pedagang snack, cilok, sampai sosis bakar menjajakan dagangannya.



Tak ada tiket masuk, cukup bayar parkir aja. Saat mssuk, aku lebih dulu memandangi sekeliling. Ada 3 kolam di sini. Kolam pertama cukup besar adalah untuk perempuan atau keluarga. Kolam kedua untuk laki-laki. Kolam ketiga menyatu dengan Kali Ndas Gending. Dengan latar belakang hutan dan sungai, mana aku bisa tahan diri. Untuk amannya aku pilih kolam kedua yang kebetulan juga nggak terlalu ramai.




Olala.. saat kucari kamar mandi atau kamar ganti aku terbelalak. Bayangkan, untuk orang sebanyak ini cuma ada 1 kamar mandi di samping kolam pertama. Sebenarnya di dekat kolam kedua, ada 4 ruang ganti tapi nggak ada pintunya! Weladalah
.. kalau kita nggak berani malu harus pintar-pintar cari tempat persembunyian. Beberapa pengunjung juga terpaksa pulang dengan pakaian basah. Nggak heran juga sih, udah dijelaskan di berbagai tulisan kalau fasilitas di sini belum lengkap. Tas dan barang berharga pun usahakan jangan jauh dari tempat kita.

Sudahlah, itu urusan nanti. Beruntung aku udah pakai celana pendek dari rumah, jadi nggak ribet. Setelah lepas baju segera aja turun ke kolam.



Brrrr... air kolam ini ternyata dingin banget kayak air es. Kedalaman kolam hampir 2 meter jadi aku harus ekstra hati-hati. Untung saat itu cuma ada beberapa orang jadi aku lebih leluasa. Batu-batu besar di tepi dan dalam kolam kupakai buat pegangan. Cuma satu hal yang bikin jengkel, ada orang yang mandi pakai sabun. Air kolamnya kan jadi tercemar. Yah.... tapi memang udah biasa warga sekitar pakai tempat ini untuk mandi dan mencuci.

Beberapa anak terlihat berlari ke samping. Aku menoleh.. wow ternyata di sebelah sana ada kali. Langsung deh aku ikut-ikutan beranjak dari kolam ke kali.





Inilah Kali Gending, salah satu anak sungai Progo. Kali ini juga sering digunakan untuk rafting. Beneran nggak nyangka di Magelang ada tempat sekeren ini. Aliran sungai yang masih alami dikelilingi hutan bambu dan kebun pisang. MTMA banget, seandainya aku ada teman pasti lebih asyik. Pas juga kalau pengin photoshoot ala Tarzan karena beberapa cabang pepohonan menjuntai ke air. Cuma sayang seribu sayang, ada saja orang yang tidak bisa jaga kebersihan... sampah berserakan di dalam air. Huh, niatku mandi di kali jadi batal, takut gatal-gatal.






Setelah menyejukkan diri sejenak di kolam kedua tadi, aku bersiap pulang. Tentu saja untuk ganti pakaian aku harus ngumpet di balik tembok. Biar di sini cowok semua, kehormatan tetap harus dijaga lah ya... Ngomong-ngomong kalau boleh dikasih rating, skor tempat ini baru bintang 3. Banyak yang harus dilengkapi dan diperbaiki.

Matahari mulai redup. Agar tidak kesorean aku cepat keluar. Sempat ada insiden handukku ketinggalan (dasar pelupa). untung nggak hilang.




Ya, pulangnya aku harus lewat jalan tadi lagi. Lewat tanjakan lumayan bikin ngos-ngosan. Tapi aku cukup puas hari ini.


Sabtu, 30 Mei 2020

Bahasa Bhutan (Part 7): Bagian Tumbuhan


Dalam beberapa postingan ke depan, aku mau tulis soal tanaman (lu nor dalam bahasa Dzongkha). Karena dunia flora sangat luas, kita belajar dasar-dasarnya aja, hal-hal yang umum dibicarakan.

Untuk awalnya, inilah bagian-bagian tanaman.




Pohon = shing

Akar = ra to

Batang = chuk ma

Tangkai = zhi tram

Daun = dap ma

Bunga = me tok

Buah = dok ma

Cabang = zhel lak

Getah = shing kye chu

Biji = sa bon


Selasa, 26 Mei 2020

Bahasa Bhutan (Part 6): Body Parts

Kuzuzangpo la

Gom mathrae la (mohon maaf) jika kamus bahasa Bhutan ku sempat vakum sebulan ini. Kesibukanku berbisnis online yang rame menjelang Lebaran bikin mood untuk nulis hilang, selain lupa. Ji tar yang (anyway) pasti kulanjutkan kok, setidaknya sampai 20 part lah.

Nah, sekarang ini tentang bagian tubuh. Coba kita baca, sambil dipegang aslinya juga boleh (pegang tubuh sendiri ya, kan lagi physical distancing...)




TUBUH BAGIAN ATAS

Kepala = gu to

Rambut = u tra

Dahi = u tok

Pelipis = chalwa

Mata = tong shuk

Alis = min ma

Bulu mata = mik dzim

Pipi = khur to

Hidung = lha pa

Wajah = dong ngo

Bibir = tsik tsup

Mulut = ho kha

Gigi = so

Lidah = che sha

Dagu = ma khel

Telinga = dra dzin

Leher = tak ko


TUBUH BAGIAN TENGAH


Dada = jang khok

Perut = ku po

Pinggang = kedpa

Punggung = gel to

Ketiak = chen khung

Lengan = lak to

Tangan = lak pa

Jari = dzup mo

Kuku = chak zer


TUBUH BAGIAN BAWAH


Paha = le do

Pinggul = ke pa

Pantat = a buk gang tsik

Lutut = pu mo

Betis = kangam

Kaki = tsik tsam

Tumit = tingam

Jari kaki = kang dzup

Senin, 27 April 2020

Bahasa Bhutan (Part 5): Barang Berharga dan Perhiasan


Penting juga buat kita memahami nama-nama barang berharga dalam bahasa Dzongkha.

Uang = shok ngül

Koin = tik kyang

Dompet = zé ngül

Handphone = gyü trin

Kartu identitas = ngo jor lak khyer

Kartu kredit = ngül jang

Paspor = drup ten

Surat = yang sel

Kunci = dé mik bu

Cek = ngül dzin

Tabungan = sak nyik

Kalung = shel khor

Gelang = lak dup

Cincin = sor dup

Anting = sin chu

Bros = ting khap

Jam = chu tsö khor lo










Minggu, 19 April 2020

Bahasa Bhutan (Part 4): Angka



Kali ini kita belajar tentang angka dalam bahasa Dzongkha. Saat mencari referensi tentang ini, aku agak bingung karena pengucapannya berbeda-beda. Tapi di sini kita belajar sesuai aplikasi kamus yang kudapat, serta beberapa kata yang kudapat dari orang Bhutan asli.

0 (nol) = lay kor

1 (satu) = chi

2 (dua) = nee

3 (tiga) = som

4 (empat) = zhe

5 (lima) = nga 

6 (enam) = du 

7 (tujuh)  = deen 

8 (delapan) = gay

9 (sembilan) = gu 

10 (sepuluh)  = chu tam 

11 (sebelas) = chu chi 


Untuk angka belasan, cukup tambahkan "chu" sebelum angka satuan. Contoh: 13 = chu som.

20 (dua puluh)  = nee chu

Untuk angka puluhan, cukup tambahkan "chu" setelah angka satuan. Contoh: 50 = nga chu.

100 (seratus) = chi ja

Untuk angka ratusan, cukup tambahkan "ja" setelah angka satuan. Contoh: 700 = deen ja

1000 (seribu) = chi tong

Untuk angka ribuan, cukup tambahkan "tong" setelah angka satuan. Contoh: 2000 = nee tong.

1.000.000 (satu juta) = bum

Untuk angka jutaan, cukup tambahkan "bum" setelah angka satuan. Contoh: 4.000.000 = zhe bum.

1.000.000.000 (satu miliar) = ter bum.

Untuk angka khusus, mohon maaf, aku belum bisa jabarkan di sini karena sumber yang kudapat agak membingungkan. Semoga lain kali bisa kususulkan.






Rabu, 15 April 2020

Bahasa Bhutan (Part 3): Family and Relationship

Nima delek,

Ini adalah sebutan atau panggilan untuk seseorang dalam bahasa Dzongkha



Aku = Nga

Kamu = Choe

Dia (laki-laki) = Kho

Dia (perempuan) = Mo

Kita = Nga ce

Mereka = Khong cha chap

Kalian = Che cha chap

Ayah = A pa 

Ibu = A ma 

Kakek = A ge

Nenek = A bi

Paman = A zhang

Bibi = A ne

Saudara laki-laki = Po pun 

Saudara perempuan = Mo pun 

Sepupu = Nye pun 

Keponakan laki-laki = Tsa po 

Keponakan perempuan = Tsa mo

Anak laki-laki = Bu

Anak perempuan = Bu mo

Cucu laki-laki = Di bu

Cucu perempuan = Di bu mo 

Ipar laki-laki = Kudpo

Ipar perempuan = Ma tang

Menantu laki-laki = Magpa

Menantu perempuan = Na ma 

Ayah mertua = Gyos po

Ibu mertua = Gyug mo

Kawan = Drok 

Kekasih = Che che 

Senin, 06 April 2020

Bahasa Bhutan (Part 2): Warna


Kuzuzangpo la

Kita akan belajar macam-macam warna dalam bahasa Dzongkha. Spektrum warna sangat luas, tapi di sini hanya akan disebutkan warna-warna dasar.

Putih = Karp

Hitam = Naap

Merah = Marp 

Hijau = Changkha 

Kuning = Serp

Biru = Hoem

Coklat = Ja'mu

Orange = Leewang 

Pink = Shakha 

Ungu = Muk 

Abu-abu = Kyawo 






Kamis, 02 April 2020

Bahasa Bhutan (Part 1): Ucapan Sehari-hari

Churu delek la
Selamat sore

Di sini aku ingin berbagi kamus kecil bahasa Dzongkha (Bhutan). Memang tidak bisa lengkap, karena selain perbendaharaan kata bahasa Dzongkha yang terbatas, hasil searching di Google dan aplikasi sulit dipahami. Doakan saja, semoga lewat pertemanan dengan beberapa orang Bhutan, aku bisa belajar lebih banyak. Sekali lagi, aku bukan mau menggurui, kita sama-sama belajar.

Kamus yang akan kutampilkan di sini juga dalam huruf latin. Karena puyeng bin vertigo kalau kita langsung belajar huruf asli Dzongkha.

Kita mulai saja dengan belajar ucapan sehari-hari. Seperti kujelaskan di postingan sebelumnya, saat memulai percakapan dengan orang yang dihormati atau lebih tua, kita perlu menambahkan la di belakang prase tersebut.

Selamat pagi = chubo delek

Selamat siang = nima delek

Selamat sore = churu delek

Selamat malam = simcha delek

Selamat datang = chamba lekso

Halo = kuzu zangpo

Apa kabar = gaday bay zhui

Kabar saya baik = legshom bay rang yoey

Semoga sukses = tashi delek

Terima kasih = kadrin chhe la

Terima kasih kembali = jembalaekso

Maaf = gom mathrae

Permisi = atsi zur nang

Ya = ong

Tidak = men

Di mana = ga tey

Apa = ani ga chi mo

Yang mana = ga dee

Berapa banyak = dilu gadem chi mo

Siapa namamu = choe gi ming ga chi mo

Nama saya Robert = ney gi ming Robert in

Sini = nalu

Sana = phalu

Dari mana asalmu = choe ga te lay mo

Saya berasal dari Indonesia = nga Indonesia ley in

Sampai jumpa = tama che gae

Sampai nanti = log jay gay


Oh ya, meskipun bahasa nasional Bhutan adalah Dzongkha, beberapa daerah di sana punya dialek khusus seperti Tsangla dan Khenga, sehingga terkadang ada penulisan atau pengucapan yang berbeda, seperti chi menjadi chig (bisa diibaratkan dalam bahasa Jawa ada logat Banyumasan atau Samin). Tapi tidak jadi masalah, asalkan tidak menyimpang dari maksud sebenarnya.





Selasa, 31 Maret 2020

Belajar Bahasa Bhutan? Why Not?


Kuzuzangpo la!


Di tengah suasana wabah COVID-19 alias Corona yang bikin aku merana, terbersit sebuah ide unik. Aku tertarik belajar bahasa asing. Bukan sembarang bahasa, yang mau kupelajari ini sama sekali nggak lazim buat orang Indonesia. Apa itu? Bahasa Bhutan! Hah?!

Jadi ceritanya, aku lagi frustasi lantaran hobiku berkirim kartu pos lewat Postcrossing harus break lantaran kondisi dunia yang morat marit (apa itu Postcrossing, silahkan cari sendiri di Google, udah banyak). Layanan pos di berbagai negara dibatasi. Bahkan ada yang tutup sementara. Aku coba cara lain buat cari teman dari negara lain. Lewat Facebook? Ah nggak asyik.

Dari searching sana sini, ketemulah situs Interpals (nggak ada hubungan dengan Iwan Fals). Biasanya situs sosmed ini dipakai buat cari sahabat pena dari seluruh dunia. Tapi berhubung kondisi saat ini..
 ya begitulah... kita cuma bisa chatting.

Uniknya, di Interpals, kita juga bisa memperdalam bahasa asing, karena di sana ada kategori native speaker. Kita bisa praktek bahasa asing dengan penutur aslinya! Oh ya, selain lewat browser, Interpals juga sudah ada aplikasinya di Google Playstore.

Dasar aja aku ini orangnya nggak umum, teman yang kucari pun dari negara yang anti mainstream. Belajar bahasa Prancis, Spanyol, Jerman, udah biasa. Tapi belajar bahasa Bhutan, Tajikistan, Hongaria, Somalia? Nggak usah dikata lagi, luar biasa buat orang Indonesia!

Aku mencoba add beberapa orang native speaker dari Bhutan. Beberapa orang membalas, bahkan ada yang siap sedia membantu kalau aku ingin tahu banyak tentang negaranya! WOOOOW... antusiasmeku memuncak drastis. Aku semakin tertarik belajar bahasa Bhutan. Terbayang, nanti saat suasana dunia udah normal, aku punya keahlian baru yang nggak semua orang bisa.

Terus, seperti apa bahasa Bhutan itu?



Seperti kita ketahui Bhutan adalah negara kecil yang nyempil di antara pegunungan Himalaya. Tidak banyak yang diketahui tentang negara ini karena letaknya yang terpencil. Selain itu negara yang dijuluki Dragon Land ini sangat menjaga keaslian budayanya. Untuk masuk ke negara ini juga tidak mudah. Harus lewat travel agent yang bekerja sama dengan pemerintah setempat, atau atas undangan resmi dari warga atau lembaga setempat. Jadi kalau Nadine Chandrawinata dan Dimas Andrean bisa menikah di sana itu super duper beruntung. Entah berapa biaya yang mereka keluarkan.. aku nggak mau ngegosip di sini.



Bahasa resmi Bhutan disebut Dzongkha, masih satu rumpun dengan bahasa Tibet dan Nepal. Kosakata dalam bahasa Dzongkha masih terbatas, karena itu dalam percakapan sering dikombinasikan dengan istilah atau bahasa lain. Di Google Translate sendiri tidak ada bahasa Dzongkha, sehingga aku harus rela berpusing ria mencari di Google.

Nah, satu contohnya yang kuucapkan di awal tadi. Kuzuzangpo la adalah salam khas Bhutan. Artinya sama dengan halo. Sebenarnya mengucapkan kuzuzangpo saja sudah cukup jika kita berbicara pada teman dekat atau anak-anak. Tapi kalau dengan orang yang lebih tua dan dihormati, tambahan la sangat penting untuk diucapkan agar lebih sopan.

Sekarang, aku coba bikin kamus kecil bahasa Bhutan. Lebih jelasnya, lihat postingan berikutnya!