Minggu, 14 Juni 2020

Solo Travelling (14): Mata Air Ndas Gending

Rasanya cukup lama aku nggak nulis pengalaman travelling. Kondisi keuangan, kesibukan, ditambah pandemi Covid bikin rencana berantakan.

Tapi kali ini aku nggak bisa lagi menahan diri. Rasa bosan dan suntuk di rumah udah sampai level tertinggi. Daripada duitku habis buat ke psikiater, sebaiknya aku memberanikan diri. Aku harus keluar... harus!

Tunggu dulu..  di sini aku bukan menganjurkan kita untuk piknik sebebas-bebasnya di tengah ancaman Covid. Pastikan kita tetap perhatikan protokol kesehatan. Oke? Tos

Aku pun tidak memilih tujuan ke luar kota. Bahaya! Jadi, aku pilih yang nggak terlalu jauh aja. Istimewanya lagi, kalau biasanya aku naik kendaraan umum, kali ini aku berani bersepeda. Sehat dan hemat pastinya.

Sebuah tulisan di blog teman tentang Mata Air Ndas Gending di Mertoyudan, Kabupaten Magelang bikin aku tertarik. Seperti yang sering kubilang, aku tidak bisa berenang tapi aku ini ibarat kappa, suka main air. Pantai, pemandian, air terjun dan sungai yang bersih adalah tujuan wisata favoritku.

Kulihat di Google Maps, jarak dari kota Magelang sekitar 8 km. Bisa lah ditempuh dengan sepeda. Aku sengaja lewat jalan raya Magelang-Jogja, belok ke daerah Pandansari, lanjut ke Japunan, Desa Bondowoso, dan setelah napas hampir habis sampailah aku ke Dusun Ganjuran, lokasi tempat itu.

Seperti pemandian pada umumnya, sebelum sampai Ndas Gending aku harus lewat lembah yang menurun. Aku harus menuntun sepedaku sambil jaga keseimbangan karena jalannya berbatu-batu di antara hutan bambu.





Keheningan pecah saat tiba di ujung jalan. Hari itu hari Sabtu, jadi suasana cukup ramai. Meski letaknya terpencil dan sedang pandemi Covid, toh tempat ini banyak diminati. Pedagang snack, cilok, sampai sosis bakar menjajakan dagangannya.



Tak ada tiket masuk, cukup bayar parkir aja. Saat mssuk, aku lebih dulu memandangi sekeliling. Ada 3 kolam di sini. Kolam pertama cukup besar adalah untuk perempuan atau keluarga. Kolam kedua untuk laki-laki. Kolam ketiga menyatu dengan Kali Ndas Gending. Dengan latar belakang hutan dan sungai, mana aku bisa tahan diri. Untuk amannya aku pilih kolam kedua yang kebetulan juga nggak terlalu ramai.




Olala.. saat kucari kamar mandi atau kamar ganti aku terbelalak. Bayangkan, untuk orang sebanyak ini cuma ada 1 kamar mandi di samping kolam pertama. Sebenarnya di dekat kolam kedua, ada 4 ruang ganti tapi nggak ada pintunya! Weladalah
.. kalau kita nggak berani malu harus pintar-pintar cari tempat persembunyian. Beberapa pengunjung juga terpaksa pulang dengan pakaian basah. Nggak heran juga sih, udah dijelaskan di berbagai tulisan kalau fasilitas di sini belum lengkap. Tas dan barang berharga pun usahakan jangan jauh dari tempat kita.

Sudahlah, itu urusan nanti. Beruntung aku udah pakai celana pendek dari rumah, jadi nggak ribet. Setelah lepas baju segera aja turun ke kolam.



Brrrr... air kolam ini ternyata dingin banget kayak air es. Kedalaman kolam hampir 2 meter jadi aku harus ekstra hati-hati. Untung saat itu cuma ada beberapa orang jadi aku lebih leluasa. Batu-batu besar di tepi dan dalam kolam kupakai buat pegangan. Cuma satu hal yang bikin jengkel, ada orang yang mandi pakai sabun. Air kolamnya kan jadi tercemar. Yah.... tapi memang udah biasa warga sekitar pakai tempat ini untuk mandi dan mencuci.

Beberapa anak terlihat berlari ke samping. Aku menoleh.. wow ternyata di sebelah sana ada kali. Langsung deh aku ikut-ikutan beranjak dari kolam ke kali.





Inilah Kali Gending, salah satu anak sungai Progo. Kali ini juga sering digunakan untuk rafting. Beneran nggak nyangka di Magelang ada tempat sekeren ini. Aliran sungai yang masih alami dikelilingi hutan bambu dan kebun pisang. MTMA banget, seandainya aku ada teman pasti lebih asyik. Pas juga kalau pengin photoshoot ala Tarzan karena beberapa cabang pepohonan menjuntai ke air. Cuma sayang seribu sayang, ada saja orang yang tidak bisa jaga kebersihan... sampah berserakan di dalam air. Huh, niatku mandi di kali jadi batal, takut gatal-gatal.






Setelah menyejukkan diri sejenak di kolam kedua tadi, aku bersiap pulang. Tentu saja untuk ganti pakaian aku harus ngumpet di balik tembok. Biar di sini cowok semua, kehormatan tetap harus dijaga lah ya... Ngomong-ngomong kalau boleh dikasih rating, skor tempat ini baru bintang 3. Banyak yang harus dilengkapi dan diperbaiki.

Matahari mulai redup. Agar tidak kesorean aku cepat keluar. Sempat ada insiden handukku ketinggalan (dasar pelupa). untung nggak hilang.




Ya, pulangnya aku harus lewat jalan tadi lagi. Lewat tanjakan lumayan bikin ngos-ngosan. Tapi aku cukup puas hari ini.