Minggu, 30 November 2025

Lagu Masa Lalu (29) : Kalau Djodoh

 

Kalau jodoh sudah tertulis
Harus jumpa si gadis manis
Dari India atau di Inggris
Panah amor tidak akan miss

Dengar cerita orang dahulu
Memang cinta buta selalu
Saling cinta itu yang perlu
Panah amor tak pilih bulu

Yang jangkung, yang pendek, ya sama saja
Yang mancung, yang pesek, ya sama saja
Yang muda, yang nenek, jikalau cinta
Kalau jodoh tidak kemana

Yang bodoh cari yang molek
Yang cantik cari yang jelek
Yang mancung cari yang pesek
Panah amor tidak berengsek

Suami tua berbini muda
Orang muda memilih janda
Dari dulu larangan tiada
Jika amor datang menggoda

Di dusun, di kampung, bertemu juga
Di Peking, di Bandung, bertemu juga
Dipikir, direnung, bertemu juga
Kalau jodoh tidak kemana


Mendengar kabar wafatnya Gary Iskak kemarin cukup mengagetkan. Seraya turut belasungkawa, aku kembali ingat latar belakang keluarga Gary Iskak yang bukan orang sembarangan. Kakeknya adalah sutradara dan pejuang kemerdekaan bernama Robert Iskak (eh namanya kok mirip denganku ya), kemudian om dan tantenya adalah artis Indonesia tahun 1950an hingga 1960an yaitu Boy Iskak, Indriati Iskak, dan Alice Iskak. Gary Iskak sendiri adalah anak dari Irwan Iskak, putra bungsu keluarga ini. (just info : mereka tidak ada hubungan dengan pelawak Iskak yang jadi temannya Ateng)

Nah, di sini yang mau aku bahas adalah salah satu lagu milik  almarhum Boy Iskak, yang liriknya sudah kucantumkan di atas. Lagu berjudul Kalau Djodoh itu diciptakan oleh Maroeti, seniman keroncong zaman dulu.  Lagu ini terangkum dalam album berjudul Double D. Albumnya dirilis sekitar tahun 1963. Boy Iskak membawakannya bersama Orkes Simanalagi pimpinan Jules Fioole.  Dalam album piringan hitamnya sebenarnya ada empat lagu, tapi lagu Kalau Djodoh menjadi hits utama. Aku tidak tahu apakah Boy Iskak punya album lain karena tidak ada infonya, catatan di internet juga sangat minim.

Album Double D (sumber : musictime.nl)


Oke, lagu Kalau Djodoh bercerita tentang pepatah "jodoh tak akan kemana". Diibaratkan dengan panah Amor si dewa cinta, biarpun jaraknya jauh, biarpun beda status, beda usia, sampai beda bentuk fisik, kalau sudah berjodoh pasti akan bertemu dan bersatu. Lirik lagu ini cukup menggelitik, secara keseluruhan masih relevan buat zaman sekarang. Misalnya "yang muda, yang nenek, jikalau cinta". Pernah dengar kan, pemuda menikahi nenek-nenek? 

Aku pengin banget cover lagu ini, tapi aku cari-cari not dan chordnya belum ketemu. Mungkin karena sudah lama banget ya. 

Boy Iskak (sumber : indonesiancinematheque.blogspot.com)


Sedikit info, Boy Iskak bernama asli Robertus Armand Iskak, lahir tahun 1939. Ia adalah aktor dan penyanyi tahun 1960an. Di dunia film ia menjadi pemeran utama dalam film Masih Ada Hari Esok (1961) dan Maut Mendjelang Maghrib (1963). Setelah menikah, ia tidak aktif lagi menjadi artis. Namun putranya, Reynaldi Iskak, mengikuti jejaknya dengan menjadi aktor tahun 1990an. Di masa tua, Boy Iskak tinggal di Cicurug, Sukabumi hingga meninggal pada  tahun 2009 karena penyakit diabetes.

RIP Gary Iskak dan Boy Iskak.


Link video : 

https://youtu.be/yW9zVaV_ekc?si=RJFwXcyyPFk17BF7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar