Ik kom
van 't andere eind der aard
Mijn boot die haalden ze uit de vaart
Toen hingen ze me doodbedaard
Een trommel voor mijn buik
Ze zeiden mij, ga nou maar door
En roep alleen maar pinda hoor
En vraag er dan vijf centen voor
Toen zat ik in de fuik
'k Verkocht mijn eerste pakkie dra
Die stuiver had ik vlug
Ik gaf toen in mijn zenuwen
Een dubbeltje terug.
Mijn boot die haalden ze uit de vaart
Toen hingen ze me doodbedaard
Een trommel voor mijn buik
Ze zeiden mij, ga nou maar door
En roep alleen maar pinda hoor
En vraag er dan vijf centen voor
Toen zat ik in de fuik
'k Verkocht mijn eerste pakkie dra
Die stuiver had ik vlug
Ik gaf toen in mijn zenuwen
Een dubbeltje terug.
Pinda
pinda, lekka lekka
Als je maar vijf centen biedt
Pinda pinda, lekka lekka
Of je 't kauwen kan of niet
'k Sta en dommel bij mijn trommel
Tot ik uit mijn jasje waai
Van je tsjing, tsjing, tsjing
Van je tsjang, tsjang, tsjang
Wiede wiede wiet Sjanghai.
Als je maar vijf centen biedt
Pinda pinda, lekka lekka
Of je 't kauwen kan of niet
'k Sta en dommel bij mijn trommel
Tot ik uit mijn jasje waai
Van je tsjing, tsjing, tsjing
Van je tsjang, tsjang, tsjang
Wiede wiede wiet Sjanghai.
Sudah bukan
cerita baru kalau terjadi “perang urat syaraf” antara Indonesia dengan
Malaysia. Mulai dari masalah perbatasan, kesenian, bahkan lagu kebangsaan!
Seolah nggak terima lagu kebangsaan Malaysia, “Negaraku” disebut-sebut mirip
lagu “Terang Bulan”, si tetangga ini bikin klaim bahwa lagu “Indonesia Raya”
mirip sama lagu “Pinda Pinda Lekka Lekka”. Anggapan ini jelas ngawur. Saat para
netizen, termasuk aku, cari tahu seperti apa sih “Pinda Pinda Lekka Lekka”
ini, sama sekali nggak mirip dengan
“Indonesia Raya”!
Terlepas
dari semua rumor itu, pertama kali dengar “Pinda Pinda Lekka Lekka”, aku
langsung ngefans sama lagu ini. Enak banget dengernya, apalagi bagian
refrainnya, bakalan joss kalau sambil loncat kesana kemari. Eh, tapi ini lagu
apa sih?
Ini adalah lagu dalam bahasa Belanda yang diciptakan dan
dinyanyikan oleh Willy Derby, sekitar tahun 1920-an. Pinda artinya kacang tanah,
dan lekka berasal dari kata “lekker” yang artinya sedap. Kisah dalam lagu ini
adalah komunitas pelaut asal Shanghai, Cina yang datang di Amsterdam pada zaman
itu. Pada saat bersamaan, sedang terjadi “Great Depression” atau krisis ekonomi
di Eropa. Menariknya, mereka menyiasati hal tersebut dengan menjual kue kacang
khas Cina. Kue kacang dijual seharga lima sen dan banyak digemari.
Willy Derby (1886 – 1944) adalah penyanyi dan komposer Belanda
yang populer dari tahun 1920-an hingga 1940-an. Selain lagu Pinda Pinda Lekka
Lekka, ia juga pernah menciptakan lagu Hallo Bandoeng (bukan Halo Halo Bandung
lho!). Lagu ini adalah salah satu lagu tersukses dari Willy Derby. Inspirasinya
dari ucapan pembuka di Radio Kootwijk, yang konon memiliki koneksi dengan Radio
Malabar di Bandung, Indonesia (atau Hindia Belanda). Pada saat itu, Ratu Emma
dari Belanda melakukan komunikasi dengan putrinya, Ratu Wilhelmina yang sedang
berada di Bandung lewat pesawat radio tersebut.
Kembali ke Pinda Pinda Lekka Lekka, ini dia link videonya :