Kalau bicara soal potensi wisata di negeri kita ini seakan nggak ada habisnya. Banyak tempat-tempat yang mempesona, yang bisa dikembangkan jadi objek wisata baru. Tidak terkecuali di sekitar tempat tinggalku : Magelang. Dulu kalau ngomongin air terjun pasti pikiranku pasti tertuju ke Grojogan Sewu di Tawangmangu, Solo. Ah itu sih jauh bro... di Kabupaten Magelang sini juga ada kok. Ya, ini salah satunya.
Ada sebuah air terjun di Kecamatan Ngablak. Apa lagi kalau bukan Air Terjun
Seloprojo. Letaknya di lereng gunung Telomoyo, beberapa kilometer sebelum Air
Terjun Sekarlangit yang pernah kukunjungi dulu.
Dengan
diantar teman, aku memulai petualanganku. Setelah melewati serangkaian jalan
yang lumayan menantang, naik-turun-rusak, sampailah aku ke lokasi.
Untuk menemukan lokasi wisata ini, kita harus jeli. Di tepi jalan Ngablak-Grabag, perhatikan gapura "Selamat Datang di Air Terjun Seloprojo". By the way, karena jalan
menuju air terjun ini sempit, kalau kita bawa mobil, kita harus parkir di bawah
bukit, lalu jalan kaki. Lain soal kalau bawa motor, kita bisa menanjak lewat
jalan berbatu sampai depan loket retribusi. Tiket masuknya cukup 5000 rupiah
aja.
Baru
aja aku sampai, tiba-tiba hujan deras mengguyur. Yah, terpaksa harus berteduh
dulu. Biar nggak bosan, mataku menelusuri pemandangan sekitar. Kanan dan kiri menawarkan pemandangan yang berbeda. Sisi kanan berupa
perumahan warga yang memenuhi lereng bukit. Mungkin itulah sebabnya, desa di
bawah itu dinamai Pagergunung. Sedangkan sisi kiri adalah sawah dan perkebunan,
lengkap dengan tanah bertingkat alias terasering untuk mencegah longsor. Air terjunnya sendiri
terlihat samar-samar di belakangku.
Pemukiman di lereng bukit |
Sawah dan ladang terhampar luas |
Sempat
mau nyerah karena hujan nggak kunjung reda, akhirnya tepat di tengah hari
harapanku terkabul. Pelan-pelan, aku naik ke lereng bukit, yang ternyata
jalannya udah disemen. Di jalan, aku sesekali ketemu warga
sekitar yang baru pulang bertani dan beberapa anak muda yang baru saja ke air
terjun. Ternyata biarpun letaknya terpencil dan bukan hari libur, tempat ini
lumayan ramai juga.
Lewar jalan setapak menuju air terjun |
Iseng-iseng turun ke sawah
|
Maklum
saja, selain dekat dengan pusat aktivitas warga, tempat ini memang indah
banget. Sebuah sungai kecil berair jernih mengalir ke tempat rendah. Nggak
salah lagi, airnya bersumber dari atas bukit, tempat air terjun itu berada. Ternyata
sungai ini adalah sarana untuk mengairi sawah dan ladang di bawahnya. Semakin ke atas, jalan kita ibarat jalur pendakian gunung. Hutan
pinus yang mengelilinginya bikin suasana jadi lebih adem. Ijo royo-royo,
istilahnya dalam bahasa Jawa. Luar biasa! Tidak heran, di sini sudah dibangun
camping ground. Cuma sayangnya, warung makan satu-satunya di sini saat itu
sedang tutup.
Akhirnya
aku menemukan anak tangga menurun ke lokasi air terjun itu. Dan… sampailah aku
ke tempatnya.
Akhirnya sampai juga! |
Air
terjun ini punya bentuk yang unik. Air yang deras tercurah dari atas tebing ,
menuju ke dua buah cekungan besar yang bentuknya seperti kolam, lalu berlanjut
ke sungai kecil di bawahnya. Kedua kolam ini bentuknya seperti sumur, dan dari
sinilah mengalir sumber air bagi warga sekitar. Karena itu, air terjun ini
disebut juga Air Terjun Sumuran. Antara kolam atas dan bawah dipisahkan oleh
pancuran berbentuk patung singa dan burung. Mirip batuan candi, tapi
sesungguhnya hanyalah arsitektur belaka.
Musim
hujan membuat aliran air lebih deras. Dari sebelah kiri air terjun, kita sudah
bisa menikmati guyuran airnya. Tapi kebanyakan pengunjung lebih suka ke sebelah
kanan, soalnya fokusnya lebih pas. Nah, biar aman, buat menuju ke sebelah kanan
sudah dibangun sebuah jembatan besi.
Duduk dulu di jembatan besi |
Arsitektur pancuran yang mirip candi (abaikan orangnya) |
Beberapa
pengunjung sedang berfoto di bawah air terjun. Biar lebih leluasa main air, aku
jalan-jalan di sekitar dulu. Baru sesudah mereka pergi, aku mendekati air
terjun.
Ya, inilah air terjunnya! |
Dengan
hati-hati aku melangkah ke kolam, melompati pancuran. Wah, rasanya nyaman luar biasa. Titik-titik
air menerpaku dari atas, sedangkan di bawah, kakiku merasakan aliran air. Belum
lagi pepohonan hijau di sekitar tebing yang bikin sejuk mata.
Welcome to the waterfall! |
Wah sejuuuk... |
Nah, di tempat seperti ini, apa lagi yang lebih mengasyikkan selain main air? Berhubung aliran air agak deras dan nggak bisa berenang, aku cukup memercikkan air. Wow, lumayan dingin. Ngomong-ngomong, kolam bagian atas, kira-kira airnya setinggi pinggang. Sedangkan kolam bagian bawah jauh lebih dalam. Jadi aku mesti hati-hati, jangan sampai terpeleset ke kolam bagian bawah. Kalau kecebur, bisa-bisa aku nggak muncul lagi.
Mandi ah.. airnya dingin |
Berasa host MTMA |
Puas
main air, aku balik lagi ke tepi. Biarpun nggak lama di sini, aku merasa fresh.
Ya, tempat ini cocok banget buat melepas penat. Memang belum dikembangkan sebagai objek wisata unggulan, tapi keaslian alamnya lebih mengesankan.
Puas...puas..puas... Sampai jumpa! |
Selain Seloprojo dan Sekarlangit, masih ada beberapa lagi air terjun di sekitar daerah ini. Rencananya dalam waktu dekat aku mau kunjungi air terjun Kalipancur. Seperti apa? Tunggu ceritaku selanjutnya! Salam traveler!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar