Engkau
yang cantik
Engkau
yang manis
Engkau
yang manja
Selalu
tersipu, rawan sikapmu
Di
balik kemelutmu
Di
remang kabutmu
Di
tabir mega-megamu
Kumelihat
dua tangan
Dibalik
punggungmu
Madu
di tangan kananmu
Racun
di tangan kirimu
Aku
tak tahu
Mana
yang akan kau berikan padaku
Aku
tak tahu
Mana
yang akan kau berikan padaku
Arie Wibowo dalam video klip Madu dan Racun |
Buat
ayah ibu atau om tante, yang melewatkan masa remaja di tahun 1980-an pasti tahu
lagu di atas. Penyanyinya adalah Arie Wibowo, yang tergabung dalam grup Bill
& Brod. Tapi jangan salah, Arie Wibowo yang ini beda dengan Arie Wibowo
yang adiknya Ira Wibowo.
Arie
Wibowo lahir di Salatiga, 5 April 1952. Meski terlahir dari keluarga sederhana,
sejak kecil ia sudah menunjukkan bakat bermusik.
Awalnya
Arie Wibowo bergabung dengan Prambors Vocal Group. Pernah juga ia membentuk Topan
Group. Sampai akhirnya, bersama Nyong Anggoman, Rully Bachri, Wawan Konkos dan
Kenny Damayanti, ia membentuk grup Bill & Brod. Posisi Arie Wibowo di sini
adalah vokalis dan gitaris. Justru di sinilah, namanya terkenal.
“Madu
dan Racun” menjadi trademark penyanyi yang punya ciri khas topi baret dan
kacamatan hitam ini. Lagu ini adalah hasil remake dari salah satu lagu Prambors
Vocal Group yang berjudul “Bingung”. Pada tahun 1985, “Madu dan Racun” adalah
lagu paling populer di Indonesia.
Begitu
larisnya lagu ini, sampai-sampai dibuat sebuah film dengan judul sama, yang
dibintangi oleh Rico Tampatty dan Nurul Arifin. Ceritanya tentang sepasang muda
mudi yang saling bimbang satu sama lain, karena punya latar belakang buruk soal
cinta, si cowok playboy dan si cewek playgirl.
Lagu
lainnya, “SIngkong dan Keju”, juga tak kalah menarik. Menceritakan cinta antara
dua orang yang berbeda status sosial. Lagu ini juga yang melejitkan istilah
“anak singkong”.
Uniknya,
Bill & Brod sering menyelipkan suasana ramai dalam rekaman lagunya. Jadi
pendengar akan dibawa dalam suasana “konser live”, di mana ada sorakan dan
tepuk tangan penonton. Konon, hal ini terinspirasi dari band Art Company yang
booming saat itu.
Kepopuleran Bill & Brod melejit hingga akhir 1980-an dengan beberapa hits lain, seperti "Harap Maklum", “Astaga”, “Kodokpun Ikut Bernyanyi” dan “Ida Ayu Komang”. Dan hampir semua lagu di album mereka adalah ciptaan Arie Wibowo sendiri.. Sayang, memasuki tahun 1990-an, namanya mulai tenggelam.
Lantas
kenapa aku kasih judul di atas begitu? Apa hubungan Arie Wibowo dengan sejarah
keluargaku?
Asal
tahu aja, Arie Wibowo masih ada hubungan kerabat dengan papaku. Konon, nenekku
yang biasa dipanggil Mak Kiem, punya sepupu, sebut saja Mak Ru. Mereka adalah
wanita asli Jawa (kelahiran Banyubiru, Kabupaten Semarang) yang menikah dengan
orang Tionghoa. Begitu dekatnya mereka, sampai-sampai Mak Ru dianggap sebagai
adik oleh Mak Kiem.
Nah,
Arie Wibowo adalah anak dari Mak Ru ini.
Ketika
aku masih kecil, Mak Ru kerap datang ke Magelang, tempat tinggal kami. Demikian
juga Arie Wibowo, pernah beberapa kali berkunjung bersama istri dan anaknya. Setiap
kali menghasilkan rekaman terbaru, Om Arie selalu memberikan kasetnya pada
papaku. Sampai sekarang, kaset itu masih tersimpan. Pernah juga aku bersama
sepupuku foto bareng sama Om Arie, sayang fotonya udah rusak.
Setelah
Mak Ru dan Mak Kiem tiada, aku tidak pernah lagi bertemu Om Arie. Yang
kudengar, dia punya studio musik di Bandung. Sampai akhirnya, kabar duka kudengar
lewat radio, bahwa Arie Wibowo meninggal dunia pada tanggal 14 April 2011 di
Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.
Di
saat aku berambisi jadi penyanyi sekarang ini, aku sering teringat Om Arie.
Andai saja dia masih hidup, aku ingin sekali belajar banyak darinya. Anak
daerah yang berhasil di kancah nasional. Ah, mudah-mudahan kelak aku bisa
seperti dia. Semoga.
Link video:
nice
BalasHapus