Bisa
dibilang liburan kali ini paling memusingkan buatku. Penginnya ke tempat yang
spektakuler (bukan Indonesian Idol lho), sayangnya budget sedang tipis dan ada
masalah dalam pekerjaan (tapi nggak perlu kuceritakan itu apa).
Awalnya
Jepara jadi pilihanku, tapi begitu searching info, tarifnya kurang terjangkau
kantong. Surabaya? Apalagi itu, kejauhan! Bisa bolong kantongku (padahal kalau
nggak bolong, gimana nyimpan duitnya?)
Tiba-tiba
aku teringat kereta api Kedungsepur jurusan Semarang-Ngrombo. Aku pengin banget
mencoba kereta itu, cuma karena jadwalnya pagi-pagi, aku harus menginap di
Semarang.
Akhirnya
deal, aku pesan penginapan di Semarang. Aku memilih yang cukup murah, yaitu DS
Layur Hostel di Jalan Layur. Kelebihan lain, hostel ini dekat dengan Stasiun Tawang, kalau kita kuat,
jalan kaki pun terjangkau.
Maka,
14 April 2018, tepat saat itu hari Isra Miraj, aku berangkat ke Semarang.
Karena takut kehabisan tiket kereta, aku langsung menuju loket Stasiun Tawang.
Tapi oh…. sialnya, tiket KA Kedungsepur hanya tersisa tiket untuk berdiri. Aku
pikir, bisa tepar kalau hampir 2 jam berdiri di kereta. Apalagi saat liburan
seperti ini kan banyak orang tua yang mengajak anak-anak. Pasti berisik banget.
Dengan lunglai dan tangan hampa aku keluar dari stasiun.
Huh..
kalau nggak sayang uangnya, aku udah batalkan menginap, dan pulang ke Magelang.
Sambil menyusuri jalan di Kota Lama Semarang, aku berpikir, harus kemana aku? Apa pun terjadi, aku harus tetap mengunjungi
suatu tempat, dan itu harus di luar kota Semarang. Aku udah puluhan kali
mengunjungi Semarang, jadi harus ada suasana baru.
Dengan
diantar Gojek, aku sampai di Jalan Layur ,Semarang Utara (ngomong-ngomong daerah ini punya cerita tersendiri, tunggu ya di postingan berikutnya). Tepat di pojok jalan adalah tempatku bermalam nanti, namanya DS Layur Hostel.. Jangan
bayangkan hotel mewah, karena bentuk hostel ini mirip sebuah ruko besar. Ruang
receptionist pun terkesan seadanya, malah terlihat kurang rapi karena ada
tumpukan kasur yang diletakkan begitu saja.
Setelah
check in dengan menunjukkan KTP dan voucher pesanan dari Traveloka, seorang
petugas mengantarku ke kamar di lantai 2.
Kamar
yang kutempati adalah Single Budget Room. Aku memang sengaja pilih kamar ini
biarpun ada kamar Dormitory yang lebih murah. Aku pengin bisa tidur tenang,
nggak terganggu sama orang yang suka telepon pacar sampai tengah malam (maklum,
jomblo negatif).
Harga
76 ribu per malam termasuk murah buat kamar ini. Ruangannya nggak terlalu
besar, tapi tempat tidurnya nyaman banget. Udah gitu ada AC nya,
yang bisa bikin sejuk. Wah, dengan segera aku rebahkan tubuhku. Oh ya, selain
fasilitas kasur, lemari, dan air mineral, aku juga dapat sabun mandi, odol dan
sikat gigi. Tapi karena aku udah bawa perlengkapan mandi sendiri, jadi nggak
kupakai.
Sambil
tiduran, aku merenung. Bukan soal cinta, tapi lagi-lagi soal besok mau ke mana.
Demak? Ada apa di sana? Aku nggak mau kalau sekedar muter-muter keliling kota.
Jepara? Terlalu jauh, nanti waktunya malah habis di jalan. Ah, tahu begini
tadinya aku menginap di Kudus atau Jepara aja.
Asyik
tiduran, tahu-tahu udah sore. Aku siap-siap mandi. Kamar mandinya ada di luar
kamar alias shared bathroom. Jujur aku kurang suka dengan kamar mandi ini.
Selain sempit, fasilitasnya minim, cuma ada shower dan satu gantungan kecil. Lebih horor lagi, tembok pembatas kamar mandi
tidak terlalu tinggi. Awas aja kalau ada yang ngintip! (Maaf ya, buat pengelola
hotel, aku bukan mau mencela, tapi biar jadi masukan lah, soalnya orang yang
menginap kan beda-beda)
Setelah
mandi dan ganti pakaian, sekarang aku mau jalan-jalan sore dulu. Nah, sore-sore
begini kan paling asyik lihat sunset di pantai. Jadi, aku pun memesan Gojek
untuk mengantarku ke Pantai Marina. Dengan cepat, motor itu bergerak ke daerah pelabuhan
Tanjung Mas. Mungkin karena jalan yang dilewati “kurang umum”, abang Gojeknya
agak bingung memilih jalan. Apalagi kondisi jalan banyak lubang akibat rob,
lumayan bikin sport jantung juga. Berulang kali aku tahan nafas, selain karena bau air sungai yang kotor juga akibat motor
berguncang keras.
Sempat
hampir tersasar, akhirnya aku sampai di gerbang Pantai Marina. Langit sudah
mulai gelap. Dengan tiket seharga Rp. 5000, aku masuk ke kawasan pantai. Tapi
yaaah… sepertinya aku nggak bisa menikmati suasana. Pantai ini sangat ramai
pengunjung.
Pantai
Marina sebenarnya adalah sebuah laguna atau teluk. Tidak ada ombak besar
seperti di pantai selatan Jawa. Dilihat sepintas lebih mirip kolam raksasa. Nggak
heran, jika pantai ini aman buat berenang. Sore itu, banyak anak-anak yang
sedang main air bersama orang tuanya.
Dengan
keadaan begini nggak mungkin aku ikutan berenang. Malu banget lah, udah gede
begini. Jangankan menceburkan diri, duduk sambil merendam kaki aja harus
diurungkan karena saking penuhnya. Akhirnya aku berjalan terus menyusuri
sepanjang pantai, terserah mau ke mana.
Semakin
jauh berjalan, masih saja keramaian yang kutemui. Cuma bedanya, di sini bukan lagi
tempat main air, tapi pemancingan. Ombak laut berdesir di antara batu-batu
besar. Beberapa kapal ditambatkan pada beberapa tiang. Sementara sinar surya
perlahan mulai tenggelam. (Beneran, bukan sekedar lagunya Iwan Fals). Yes,
pemandangan sunset melingkupi sepanjang Teluk Semarang.
Di
sebelah timur, nampak kelap-kelip lampu Pelabuhan Tanjung Mas. Sebenarnya di
sana ada satu pantai lain, namanya Pantai Baruna. Sayangnya, kalau mau ke sana
aku harus berjalan memutar karena terhalang perairan. Apalagi akses jalan ke
sana agak sulit.
Berhubung
hari mulai gelap, aku nggak bisa lebih lama di sini. Aku harus balik ke pintu
masuk Pantai Marina. Sengaja aku pilih jalan yang berbeda, yaitu lewat
perumahan di belakang kawasan pantai. Kebanyakan rumah di sini besar dan bagus,
mungkin villa milik orang-orang kaya di Semarang.
Lewat
jalan yang sepi ini aku jadi kayak orang hilang. Untunglah, aku berhasil
menemukan gerbang loket tadi. Segera kupesan Gojek untuk pulang ke hotel.
Dan….persis seperti berangkat tadi, aku dibuat deg-degan oleh jalan yang rusak
plus abang Gojek yang nggak paham jalan. Makanya, begitu memasuki Jalan Layur,
lega hati ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar