Suatu hari, David ajak aku pergi ke air terjun. Kata dia sih
di daerah Kopeng. Aku tanya, Umbul Songo atau Kalipancur? Sesudah ingat-ingat,
dia jawab Sekar Langit. Lho, itu sih di Grabag bukan Kopeng, bro! Dia jawab
dengan kalem “Ya, berangkatnya lewat Ngablak”
Dan siang itu, kami berangkat boncengan naik motor dari Salatiga. Sesudah SD Negeri Kopeng 01, belok kiri ke arah Grabag. Jalan yang kami lewati diapit 2 gunung : Gunung Andong dan Telomoyo dengan pemandangan beraneka ragam. Kadang-kadang kami lewat kebun sayur yang menebarkan aroma kubis, kadang juga hutan bambu, atau juga perbukitan dengan jurang di sekitarnya. Baru pertama kali aku lewat jalan ini, jadi nama daerah di situ agak asing buatku, seperti Keditan, Pagergunung dan sebagainya.
Dan siang itu, kami berangkat boncengan naik motor dari Salatiga. Sesudah SD Negeri Kopeng 01, belok kiri ke arah Grabag. Jalan yang kami lewati diapit 2 gunung : Gunung Andong dan Telomoyo dengan pemandangan beraneka ragam. Kadang-kadang kami lewat kebun sayur yang menebarkan aroma kubis, kadang juga hutan bambu, atau juga perbukitan dengan jurang di sekitarnya. Baru pertama kali aku lewat jalan ini, jadi nama daerah di situ agak asing buatku, seperti Keditan, Pagergunung dan sebagainya.
Masuk ke daerah Grabag, jalan lumayan ekstrim. Beberapa kali
motor kami serasa lewat di sirkuitnya Valentino Rossi, saking banyaknya belokan
dan turunan. Aku yang pengidap acrophobia akut berusaha tetap tenang, kalau
panik bisa gawat.
Sekitar 1 jam, akhirnya sampailah kami di gapura selamat
datang kawasan wisata Sekar Langit. Nggak pakai lama langsung parkir motor lalu
beli tiket 5000 per orang. Oke, masuk!
Perjalanan menuju air terjun mirip dengan hiking di kaki
gunung. Tebing di sisi kanan, jurang di sisi kiri, dikelilingi pepohonan, salah
satunya pohon nangka. Tapi nggak perlu kuatir, jalannya lumayan landai kok.
Kami semangat banget pokoknya. Terutama David. Ya, refreshing sejenak buat dia,
buat melupakan skripsi dia yang nggak kunjung usai. Melupakan sejenak, bukan
seterusnya. Haha..
Karena bukan hari libur, tempat ini lumayan sepi. Cuma ada beberapa anak muda lalu lalang di sekitar kami. Setelah berjalan sekitar 10 menit, kami sampai di jembatan bambu di tengah sungai. Dan seperti biasa, aku deg-degan. Tapi ternyata jembatannya dibuat dengan rapi sehingga aman banget buat dilewati.
Karena bukan hari libur, tempat ini lumayan sepi. Cuma ada beberapa anak muda lalu lalang di sekitar kami. Setelah berjalan sekitar 10 menit, kami sampai di jembatan bambu di tengah sungai. Dan seperti biasa, aku deg-degan. Tapi ternyata jembatannya dibuat dengan rapi sehingga aman banget buat dilewati.
Dan nggak jauh dari situ, kami langsung disambut gemuruh air
terjun. Air terjunnya menurutku biasa, tidak setinggi Grojogan Sewu, apalagi Niagara (maksa banget) tapi lumayan menantang juga. Kami langsung
menuruni batu ke dekat air terjun. Melangkah di antara batu harus ekstra
hati-hati karena licin dan banyak batu yang runcing. Aku sendiri berusaha jaga
semaksimal mungkin jangan sampai terjerembab karena pasti sakit dan basah
kuyup. My trip my adventure banget deh.
Kami berdua bergantian ambil foto. Apalagi aku, yang punya
semboyan “segala yang indah tidak boleh dilewatkan”. Aliran air terjun lumayan
deras, mengalir dari atas tebing ke bawah, menyusup di antara batu lalu
berlanjut ke sungai di bawahnya.
Sekitar satu jam, David mengajakku pulang. Olala, ternyata
cuaca udah mendung. Hujan deras di air terjun sangat berbahaya! Aku buru-buru
naik ke atas lagi, cepetan pulang!
Dengan cepat, David memacu motornya. Aku tahu dia phobia
sama hujan. Penyebabnya bukan karena takut masuk angin tapi karena malas
mencuci motornya! Tapi rupanya, langit betul-betul nggak bersahabat sama kami.
Baru jalan 1 km hujan udah turun dan makin lama makin nggak terkendali, pakai
bonus petir dan angin juga. Dan akhirnya, kami harus rela basah kuyup. Ibarat kena karma, nggak mau basah di air terjun akhirnya basah
di jalan.
Rupanya alam betul-betul ngerjain kami. Sampai kecamatan
Ngablak, malah di sana nggak hujan sama sekali. Oh… no…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar