Bagi
generasi sekarang, musik keroncong mungkin sudah banyak ditinggalkan. Tapi
tidak demikian pada zaman kakek nenek kita dulu. Pada masa sebelum kemerdekaan
RI, musik keroncong menjadi primadona bagi generasi muda.
Tersebutlah
seorang penyanyi tuna netra bernama Annie Landouw. Annie terlahir dari sebuah
keluarga Jawa pada tahun 1913 di Solo, Jawa Tengah. Sejak kecil, ia mengalami
kebutaan. Pamannya, AFR Landouw, yang adalah orang Belanda, merasa iba dan
mengangkatnya sebagai anak. Karena itulah, ia menyandang nama belakang Landouw.
Berkat sang paman pulalah, Annie mempelajari musik keroncong dan kerap mengikuti
perlombaan menyanyi keroncong. Keterbatasan fisik bukan halangan baginya untuk
berprestasi.
Ketika
memenangkan sebuah perlombaan, ia mendapat kontrak rekaman, yang kala itu masih
berupa piringan hitam. Maka, sejak 1927, nama Miss Annie Landouw mulai terkenal
di jagat musik keroncong. Ia seangkatan dengan Rukiah dan S. Abdullah. Bersama Rukiah pula, Annie tergabung dalam orkes keroncong "Lief Java". Karakter
suaranya yang mendayu-dayu mampu membuat banyak orang tersentuh dan
mengaguminya.
Lewat naluri
bermusiknya, Annie mampu menciptakan lagu "Keroncong Spesial dan “Stambul O Tuhan”, yang menceritakan
tentang dirinya. Melalui Columbia Records, ia juga menghasilkan album piringan hitam bertajuk “Keroncong
Pearls”. Tak hanya sebagai penyanyi, Annie juga sempat menjajal dunia akting , antara
lain lewat film “Siti Akbari” dan “Fatimah”.
Annie
menikah dengan Winarto dan memiliki lima orang anak. Bakat menyanyinya
diturunkan kepada anak-cucunya, sehingga mereka juga pandai menyanyi, khususnya
sebagai penyanyi gereja.
Annie
Landouw meninggal pada tanggal 17 Agustus 1982 di usianya yang ke- 69 tahun. Saat
ini mungkin tak banyak generasi muda yang mengenal namanya. Namun bagi sebagian kalangan, ia akan selalu dikenang
sebagai seniman yang luar biasa.
Link Video:
https://www.youtube.com/watch?v=Oul-2AaQeMo
Link Video:
https://www.youtube.com/watch?v=Oul-2AaQeMo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar