Kamis, 28 Mei 2015

Pengalaman Pertama : X Factor Indonesia Season 2



Ya… inilah hari yang kutunggu-tunggu. Tapi bukan hari pernikahan, lagian aku belum pengin nikah. Lalu apa? Audisi X Factor Indonesia! Hmm… ikut audisi begini udah jadi impianku sejak masih anak-anak  sampai sekarang udah pantes jadi bapak.
Akhirnya keinginan yang lama terpendam itu (puitis dikit) terjadi juga. Tepat 24 Januari 2015 lalu aku berkesempatan ikut audisi X Factor Indonesia!
Dengan penuh percaya diri dan sejuta harapan buat lolos, aku berangkat sendirian. Awalnya beberapa teman mau bareng, tapi entah kenapa satu persatu akhirnya batal ikutan. Biarin, begini juga enak.
Dengan naik bus jurusan Yogya dari depan Artos Magelang, aku berangkat. Sepanjang perjalanan, ada beberapa penumpang yang menarik perhatianku. Ada seorang cowok berdandan ala Bang Rhoma Irama (padahal wajahnya gak mirip) bawa gitar. Ada juga seorang cowok lainnya bersama dua orang cewek. Mereka asyik ngobrol tentang grup vocal. Mungkinkah mereka juga ikut audisi? Entahlah, kenyataannya mereka sudah turun sebelum sampai Terminal Giwangan.
Sampai di Terminal Giwangan, sudah jam 6.30 . Karena nggak mau kesiangan, aku buru-buru ke toilet biar nanti nggak kebelet. Habis itu, naik apa? Sempat bingung karena halte Trans Jogja entah ke mana… entah di mana… akhirnya aku ketemu tukang ojek. Tawar menawar, akhirnya sepakat 25 ribu ke JEC.
Muter..muter.. akhirnya ..Yes!  Jogja Expo Center, lokasi audisi! Habis bayar ojek, dengan rasa dag dig dug.. tanpa dher.. aku masuk ke halaman JEC. Waww.. antriannya udah lumayan .. saking kagetnya aku nggak sempat ngukur berapa panjang antrian, lagian buat apa juga? Aku langsung masuk antrian belakang. 


30 menit, hanya berdiri di antara orang yang beraneka ragam. Aku menoleh, antrian di belakangku sudah semakin panjang, antrian sembako di kelurahan aja kalah. Semua ingin jadi artis. Ada yang dandan ala koboi atau James Bond . Termasuk aku yang beli baju baru khusus untuk momen ini. Tapi kebanyakan memilih tampilan sebagai diri sendiri aja. Bisa mewek ember kalo udah habis jutaan buat dandan malah gak lolos....



Akhirnya, ada cowok berambut gondrong ala Virzha Idol mengajakku ngobrol. Dia lulusan ISI (Institut Seni Indonesia). Katanya sih, dia sempat ikut Indonesian Idol tahun lalu dan lolos ke Jakarta, tapi dia batal berangkat karena sibuk kerja. Mendengar cerita dia, cewek berjilbab yang datang sama cowoknya di belakangku  pun antusias bercakap dengan kami. Ternyata dia berasal dari Boyolali dan kuliah di UKSW Salatiga seperti aku! Wah, makin asyik aja ceritanya. Apalagi, cowok gondrong tadi terus bercerita A sampai Z pengalaman audisinya tahun lalu.
Sayang, antrian kami segera terpecah. Beberapa kali antrian maju mundur cantik dan ganteng, karena pengaturan dari kru. Akhirnya, cewek berjilbab itu berada tiga empat orang di belakangku. Sedangkan cowok gondrong tadi sudah menghilang entah ke mana.

Buat menyemangati para peserta, panitia sengaja ngajak ngobrol beberapa peserta. Dan namanya calon penyanyi, nggak afdol kalo nggak disuruh nyanyi. Seorang cewek asal Makassar nyanyiin lagunya Avril, suaranya keren bro! Aku jadi agak jiper, apa bisa aku ngalahin dia? Ah, itu masalah nanti. Toh, dari beberapa sumber yang tidak mau disebutkan namanya.. eh maksudnya yang kubaca, suara bagus bukan jaminan untuk lolos.
Di sini juga kami sebagai peserta dituntut lebih ekspresif. Panitia mengajarkan kami tepuk tangan di atas kepala. Plok.. plok.. plok. Dan entah kena pelet dari mana, aku yang semula grogi jadi pede luar biasa. Apalagi ketika antrian mulai berjalan ke depan gedung.

Sekitar dua jam kami terkepung antrian sambil sesekali berekspresi atas permintaan panitia. Kamera di beberapa tempat mulai men-shoot kami-kami ini. Ternyata bukan rekaman biasa. Kabarnya sih, nantinya bakal ditampilkan di TV.  Asyik, masuk TV bro! Biar harus berpanas-panas, yang penting hasilnya.
Eh, ada yang lupa, momen ini harus diabadikan secara pribadi lah! Dengan sedikit sungkan, aku minta tolong peserta cowok di dekatku buat fotoin. Dan inilah hasilnya. Makasih bro... jasamu takkan kulupakan..


Suasana makin panas saat host X Factor Indonesia datang. Ya, Robby Purba! Dia bertugas membuka “gerbang audisi” dan tak lupa menyemangati kami.
Satu perkataan Robby Purba yang paling aku ingat :” Pengalaman audisi di kota lain, juri bosan dengar lagu jadul, jadi sebaiknya kalian pilih lagu yang baru”. Waduh, gimana nih, aku kan mau bawain lagu jadul! Pikir-pikir, akhirnya aku mutusin tetap pada pendirianku. Lagu jadul juga biar, yang penting aku berusaha. Maaf ya Bang Robby, Robert nggak nurut.
Dan, “gerbang audisi” dibuka sekitar pukul 9.30.  Diawali dengan antrian menuju teras JEC.  Beberapa baris antrian masuk duluan, beberapa menit kemudian baru baris berikutnya menyusul. Aku benar-benar “terjebak” di tengah antrian. Aku udah nggak kenal siapa-siapa lagi di situ, komposisi antrian sudah berubah.


Di teras JEC, kami diizinkan duduk sejenak. Masing-masing dibagi sebuah kipas untuk kenang-kenangan. Hmm… lumayanlah buat penyejuk sementara. 





Aku sempat kenalan lagi dengan peserta cowok asal Purwodadi, tapi kami nggak bisa ngobrol lebih lama. Baru beberapa menit, antrian kembali jalan, naik ke lantai 2, ke ruangan yang gede banget
Sampai di sana, ternyata sudah ada panggung hiburan dengan CND sebagai bintang tamunya. CND itu grup band yang jadi finalis Rising Star Indonesia 2014. Tak hanya sekedar tampil, , vokalis CND mengundang beberapa peserta untuk nyanyi bareng. Aku sendiri justru merasa lega nggak ditunjuk, soalnya mereka bawakan lagunya Guns n Roses yang aku awam banget. Apa kata dunia kalau ada orang tampil bareng artis tapi cuma bisa hm hm hm doang? 



Kelamaan nunggu, aku putuskan ke toilet sebentar. Sekalian merapikan sedikit penampilanku yang udah kusut gara-gara kepanasan. Begitu balik, lho antrian tadi udah maju jauh di depan. Lalu, kipasku yang tadi aku taruh di karpet kemana?

Sempat clingak-clinguk, akhirnya aku ketemu tempat kosong. Langsung saja aku duduk, meskipun itu bukan antrian yang tadi… untungnya juga orang-orang di samping nggak ada yang protes dengan keberadaanku di sini.. hehe….
Oh ya, kipas tadi? Kenang-kenangan satu-satunya itu udah raib digondol seseorang (bahasanya bro…), ah biarlah. 

Antrian pun maju tanpa mundur lagi.  Sampailah aku ke ruangan di belakang panggung. Tapi nggak lama, sekitar 20 orang, termasuk aku, dibawa masuk ke ruangan dalam. Antrian semakin menciut (maksudnya antrian yang aku tempati) karena dari 20 orang ini dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing 5 orang.



 Dan… inilah perjuangan yang sebenarnya : bilik audisi! Di sebuah ruangan ada beberapa bilik. Satu kelompok mengantri di satu bilik untuk berhadapan dengan juri di dalam bilik. Tapi jurinya bukan Ahmad Dhani atau Rossa lho! Jurinya adalah juri lokal yang mungkin adalah guru musik atau panitia acara ini.




Dari kelompokku, aku dapat giliran keempat. Teman-teman di depanku pun masuk satu persatu. Akhirnya, sampai juga giliranku. Aduh, deg-degan.
Masuk ke bilik, ada seorang juri, bapak-bapak.

Aku : Selamat siang
Juri : Selamat siang, namanya siapa
Aku : Robert Adi Kurniawan
Juri : Siapa?
Aku : (lebih keras) Robert Adi Kurniawan
Juri : Oke, mau nyanyi lagu apa?
Aku : Anak Desa dari almarhum Alfian
Juri : Eh… apa?

Dalam hati aku berpikir, ini suaraku yang terlalu lembut atau jurinya yang kurang pendengaran ya?

Aku : (lebih keras) Anak Desa dari almarhum Alfian
Juri : Oke, silahkan
Aku : (nyanyi) Aku… eh… (aduh… baru awal udah keseleo lidah).. aku anak desa… mengembara di rantau orang… kutinggalkan ayah bunda… bersama sanak saudara… tiap hari ku berjalan dari pagi hingga petang… bila malam pun mendatang… ku tidur di padang lalang
Juri : Oke.. lagu lainnya?
Aku : Vision dari Cliff Richard
Juri : Apa?

Aduh….jurinya bikin aku makin nervous aja

Aku : Vision dari Cliff Richard
Juri : Oke, silahkan
Aku : (nyanyi) Visions.. of you… inside of blue… smoking… shifting… lazily drifting…. my darling I miss you so.. ,,, (sempat lupa lirik sebentar) Time… goes by… no wonder my… senses.. go realing… your eyes so appealing.. i see the whole night through…….
Juri : Oke, stop… siapa tadi namanya? Robert Alfian?

Aku ketawa dalam hati . Waduh, gara-gara bawain lagunya Alfian lalu namaku dijadiin Robert Alfian.

Aku : Robert Adi Kurniawan
Juri : Robert Adi Kurniawan ya..silahkan… terima kasih
Aku : Terima kasih pak

Aku diberi sebuah kartu peserta lalu aku keluar dari bilik. 



Dan giliran peserta cewek di belakangku masuk. Sementara aku bersama 3 peserta sebelumnya menunggu dia keluar, soalnya nanti kami bakal ke result room bersama-sama.
Peserta terakhir ini agak lama di dalam bilik. Begitu dia keluar, kami berempat tanya sama dia, kok lama amat. Ternyata dia disuruh nyanyi berkali-kali sampai 5 lagu. Salah satu lagu yang dia bawain adalah Keong Racun.
Entah kenapa, aku berpikir, cewek ini bakal lolos. Sampai-sampai pas jalan ke result room, aku siap-siap kalau nanti dia pingsan karena kaget… waduh..

Bersama 3 kelompok lainnya, kelompok kami berada di result room. Satu persatu nama kami dipanggil, kami maju sambil menyerahkan kartu peserta ke panitia. Begitu selesai, panitia memanggil cewek di belakangku tadi “Aprilia, maju ke depan”
Lalu mas-mas panitia itu bilang “Selain Aprilia, terima kasih kalian sudah berpartisipasi. Mungkin kalian bisa coba lagi di lain kesempatan”
Tebakanku benar, cewek tadi lolos!  Bakat ngeramal nih kayaknya.

Aku? Ya, mungkin gara-gara nervous tadi akhinya gagal total. Pupus harapanku… . Dari sekitar 20 orang di result room, cuma 1 yang lolos.
Kami yang nggak lolos berusaha legowo, terima kekalahan. Satu persatu kasih selamat pada Aprilia lalu beranjak keluar dari gedung JEC.



Aku baru saja mengalami pengalaman yang luar biasa berkesan. Perasaanku campur aduk. Saking bingungnya, aku duduk beberapa saat di halaman JEC.  Kupandangi poster X Factor di pintu gerbang. Ingin berfoto di depannya, tapi sayang nggak ada orang yang bisa dimintai tolong.. kalau asal minta tolong, takutnya my phone dibawa kabur.. pffff...


Beberapa saat, rasanya nggak rela meninggalkan tempat ini. Tapi masa aku mau bermalam di sini? Aku tetap harus pulang, kembali ke rutinitas sehari-hari. Mungkin di lain waktu aku bisa berhasil.
Untuk melampiaskan perasaanku, sesampai di rumah, aku langsung posting di grup Facebook : X Factor Indonesia Season 2.  Aku upload foto yang berhasil kuambil, sekaligus bercerita tentang pengalamanku tadi. Komentar dan message pun langsung mengalir. Ada yang bertanya tentang jalannya audisi, terutama mereka yang mau ikut audisi di Bandung dan Jakarta, dan dengan senang hati aku balas semua. Rupanya, inilah hadiah terindah dari ajang ini : rasa persaudaraan di antara peserta biarpun awalnya tidak saling mengenal.
Malah ada yang tanya alamat blogku... heh... aku gak pernah ngeblog. Tapi ucapan dia menginspirasi banget, dan lahirlah sejarah baru : kubuat blog ini.
Biarpun gagal lolos, setidaknya momen ini jadi pengalaman tak terlupakan sampai kapan pun.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar