Aku tahu film Sore ini dari sebuah komsel komunitas rohani. Teman-teman di situ begitu getol ngomongin film ini. Seketika aku penasaran, sebagus apa sih filmnya. Biarpun mereka udah jelasin panjang lebar, kalau aku nggak nonton sendiri, mana paham.
Daripada jadi misteri dalam hidup... haha... akhirnya aku cari kesempatan buat nonton. Puji Tuhan, di Platinum Cineplex Magelang filmnya masih ada. Sepertinya memang film ini lumayan laris karena udah tayang sebulan lebih.
Malam itu, di bioskop cuma ada segelintir orang, mungkin karena ini hari-hari terakhir film ini tayang. Dan seperti biasa, cuma aku yang sendirian, lainnya sama teman atau pasangan. Ah biarin!
Film ini dibintangi oleh dua tokoh utama yakni Dion Wiyoko dan Sheila Dara. Aku menduga, apakah film ini bernapaskan rohani? Hmmm... nanti dulu.
Jonathan (Dion Wiyoko) adalah seorang fotografer berdarah Tionghoa-Indonesia yang tinggal di Groznjan, Kroasia. Di awal film diceritakan, ia suka berburu foto ke berbagai tempat bahkan sampai ke Arktik dengan pemandangan aurora. Di Kroasia, Jonathan tinggal sendirian, tapi ia punya sahabat bernama Karlo dan pacar bernama Elsa. Hidup bebas membuat Jonathan tidak memikirkan kesehatannya. Ia suka merokok dan minum miras.
Suatu pagi, saat bangun, tiba-tiba ada seorang perempuan Indonesia di samping Jonathan. Ia mengaku bernama Sore, istri Jonathan dari masa depan. Jonathan mengira Karlo sengaja mengerjainya dengan mengirim Sore. Meski Karlo membantah, Jonathan tetap tak percaya. Sore terus mengikuti kemana Jonathan pergi hingga membuatnya kesal. Bahkan Sore muncul saat Jonathan bersama Elsa hingga berakibat putusnya Jonathan dengan Elsa.
Jonathan berusaha mengusir Sore. Tapi Sore tetap menunggu di depan rumah, hingga terpaksa Jonathan mengajaknya makan. Di sinilah Sore mengatakan bahwa ia tahu segala hal tentang Jonathan, apa yang akan terjadi di masa depan. Mereka akan bertemu di pernikahan Cindy, kakak Jonathan, tiga tahun lagi. Jonathan mulai percaya dengan Sore, sehingga ia membiarkan Sore tinggal di rumahnya. Sore mengatakan bahwa ia datang untuk mengubah hidup Jonathan. Dimulai dari melarang Jonathan merokok dan minum miras, sampai mengajarinya hidup sehat. Sore juga membantu Jonathan memilih foto yang terbaik untuk pameran fotografi, termasuk menjadi modelnya. Tapi ada satu hal yang tidak diketahui Sore, yaitu Jonathan menyembunyikan sesuatu di lemari. Sampai suatu hari, Sore marah besar melihat Jonathan merokok lagi. Jonathan meminta sekali ini saja. Tapi Sore mengingatkan bahwa delapan tahun lagi Jonathan akan meninggal karena serangan jantung akibat kebiasaan merokok. Ia menegaskan bahwa segala sesuatu bisa dimulai dari awal. Tiba-tiba hidung Sore berdarah, lalu ia roboh, entah pingsan atau meninggal, tidak dijelaskan secara pasti.
Film berlanjut ke segmen kedua. Jika di segmen pertama tadi, cerita lebih dari sudut pandang Jonathan, kini dari sudut pandang Sore. Asal usul Sore tidak dijelaskan di sini. Tapi semua flashback segmen pertama dirangkum secara cepat, lalu adegan kembali lagi ke waktu pagi saat Sore datang di samping tempat tidur Jonathan (untuk selanjutnya kusebut adegan inti). Sepertinya Sore ingin memulai untuk menyadarkan Jonathan dari awal. Tapi gagal lagi karena Jonathan tidak bisa mengubah kebiasaan buruknya. Kembali ke adegan inti, karena Jonathan tidak percaya bahwa Sore benar-benar istrinya, Sore mencoba meninggalkan Jonathan. Ia mencari pekerjaan sampai akhirnya bekerja di sebuah butik pengantin milik Marko. Suatu hari, Jonathan datang bersama Elsa, mereka akan memilih pakaian pengantin. Sore terkejut, tapi ia tak berani membuka jati dirinya. Tanpa sengaja, Sore mendengar pertengkaran Elsa dengan Jonathan bahwa Jonathan tidak boleh melupakan papanya. Ternyata papa Jonathan telah menikah lagi saat Jonathan masih kecil hingga Jonathan membencinya, padahal papanya juga tinggal di Kroasia. Sore merasa bahwa ia harus membantu Jonathan berdamai dengan papanya. Maka, film kembali ke adegan inti. Selagi Jonathan belum bangun, Sore membuka lemari dan menemukan tulisan-tulisan kekecewaan Jonathan terhadap papanya. Saat Jonathan bangun dan bertanya siapa dia, Sore memperkenalkan diri dan menegur Jonathan tentang papanya, sehingga Jonathan langsung mengusirnya. Sore mencoba lagi kembali ke adegan inti dan berkata ingin mendamaikan Jonathan dengan papanya, kali ini Jonathan tidak main-main langsung menghubungi polisi.
Sore tidak menyerah. Mulai dari adegan inti sampai adegan Jonathan ketahuan merokok lagi, ia mencoba bicara tentang papa Jonathan. Jelas sekali bahwa Jonathan berkeras tidak bisa memaafkan papanya. Alhasil di sini Sore pingsan lagi. Lagi-lagi balik ke adegan inti, kali ini dalam suasana romantis, Sore mencoba ngomong baik-baik hingga Jonathan setuju menemui papanya. Tapi... olala.. sesampai depan rumah papa Jonathan, Sore malah kolaps... harus ulang dari awal lagi deh.
Segmen ketiga, berkaitan dengan waktu. Di sini sepertinya terbongkar bahwa Sore punya "alergi malam". Setiap kali malam tiba, ia selalu kolaps. Gara-gara itu, ia nggak pernah bisa sampai ke rumah papa Jonathan karena selalu kemalaman sampainya. Akhirnya Sore menyerah, ia sadar bahwa Jonathan sendirilah yang harus mengubah semuanya. Tapi sampai kapan pun, Sore tetap menjadi istrinya.
Adegan berlanjut ke delapan tahun kemudian, saat Jonathan telah meninggal. Sore berduka karena ditinggal sendirian. Ia memutuskan pergi ke Kutub Utara untuk mengenang Jonathan. Lalu entah bagaimana caranya, ia kembali ke masa lalu karena ingin mengubah hidup Jonathan.
Selanjutnya, waktu kembali saat Jonathan bangun tidur, tapi kali ini Sore tidak muncul lagi. Ajaibnya, setelah itu Jonathan melakukan semua yang diinginkan Sore. Ia punya tekad untuk mengubah hidupnya. Ia berhenti merokok dan minum miras, putus dengan Elsa, bahkan ia menulis surat untuk papanya bahwa ia sudah mengampuni papanya.
Sesudah itu, Jonathan pulang ke Indonesia. Ia mulai rajin olahraga hingga mamanya heran. Menjelang akhir cerita, Jonathan mengadakan pameran foto tentang Kutub Utara. Saat inilah Sore datang melihat-lihat. Tentu saja mereka tidak saling kenal. Tapi saat mereka berjabat tangan, tiba-tiba, semua flashback adegan tadi muncul di pikiran mereka dan mereka pun berpelukan. Tidak jelas apakah mereka segera menikah dan apakah Jonathan konsisten memperbaiki hidupnya atau tidak, film berakhir begitu saja.
Ok, mari kita review.
Secara jalan cerita, film ini terkesan abstrak. Bagi yang tidak paham filsafat atau psikologi, pasti akan bingung. Terutama pas perjuangan Sore menyadarkan Jonathan dengan "kembali ke awal", bisa saja kita akan heran "Lho kok balik adegan itu lagi". Jadi, kita perlu nonton dari awal sampai akhir untuk paham maksudnya.
Inti dari film ini adalah Sore datang ke masa lalu untuk memperbaiki hidup Jonathan karena ia sedih Jonathan meninggal akibat gaya hidup yang tidak sehat. Jujur aja, aku langsung ingat cerita Doraemon. Pasti tahu kan, Doraemon itu dikirim dari masa depan oleh canggah Nobita untuk memperbaiki hidup Nobita yang pemalas, agar masa depan Nobita dan keturunannya lebih baik.
Karakter Sore bisa dibilang unik. Sebenarnya maksudnya baik, ingin agar Jonathan memperbaiki hidup secara lahir batin. Tapi saking ambisiusnya, Sore kadang bertindak konyol juga. Di menit awal, dia bikin Jonathan kesal karena terus mengikuti. Terus yang bikin aku pengin ketawa adalah saat balik ke adegan inti dimana Jonathan baru bangun, Sore tanpa ba bi bu langsung nerocos bahwa ia dari masa depan dan ingin Jonathan berdamai dengan papanya. Jonathan langsung mengusir Sore dan menghubungi polisi. Ya iyalah, siapa yang nggak marah kalau tiba-tiba orang nggak dikenal masuk kamar lalu kepo sama urusan pribadi kita?
Paling membingungkan tentu saja siapa Sore sebenarnya. Bagaimana Sore bisa lakukan time traveler dan kembali ke waktu yang sama berulang-ulang. Kenapa pula ia selalu kolaps tiap malam tiba. Mungkin seperti namanya ya, sore akan hilang tiap malam tiba.
Karena tidak dijelaskan secara pasti, kita berhak menebak sesuai pemikiran kita. Ada kemungkinan Sore sebenarnya bukan istri Jonathan tetapi malaikat atau dewi penolong. Ada juga yang bilang time travelling itu hanya khayalan Sore sesudah Jonathan meninggal, termasuk di adegan terakhir dimana Jonathan berdamai dengan papanya. Bisa juga kehadiran Sore yang tiba-tiba itu adalah mimpi Jonathan yang kemudian mengubah jalan hidupnya. Apa pun versinya, yang jelas bisa disimpulkan bahwa Sore sangat mencintai Jonathan.
Yang pasti ada beberapa dialog menarik dari film ini :
1. Orang berubah bukan karena rasa takut tapi karena dicintai
Hanya cinta kasih yang bisa menyentuh hati seseorang untuk berubah. Kita tidak bisa mengubah hidup seseorang dengan tekanan dan aturan.
2. Langit selalu menerima senja apa adanya
Cinta sejati selalu menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
3. Kita mulai dari awal lagi
Saat seseorang gagal, beri kesempatan untuk dia mulai berjuang lagi dari awal.
4. Jika aku harus hidup sepuluh ribu kali, aku akan selalu memilihmu
Kekuatan cinta akan selalu menerima walau hidup jatuh bangun.
5. Ada tiga hal yang tidak bisa diubah dalam hidup ini : masa lalu, rasa sakit, dan kematian
Jangan paksakan diri untuk mengubah hal yang tidak bisa diubah dari orang lain.
6. Jangan biarkan aku (Sore) hilang ditelan waktu
Selagi kita masih punya waktu dan kesempatan dengan orang lain, pergunakanlah dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari.
7. Hai, aku Sore , istri kamu, selamanya
Cinta sejati tidak perlu mengungkit dari mana kita berasal, tapi jadikanlah anugerah untuk terus bersama. Bukan sampai seseorang berubah, bukan sampai ia layak dicintai, tapi selamanya.
Kembali ke kalimatku di awal. Film ini bisa dianalogikan secara rohani, tentang kasih Tuhan bagi manusia. Kasih Tuhan adalah kasih agape, kekal dan tak terbatas, bahkan jauh dari kasih seorang Sore di film ini. Ingatlah, Tuhan selalu mau menerima manusia apa adanya walaupun manusia selalu jatuh bangun dalam dosa. Dalam hidup kita punya kehendak bebas, tapi kita manusia lemah, sehingga kita memerlukan Tuhan untuk membawa kita pada kebenaran. Dia selalu memberi kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hidup. Sampai kapan pun Dia mau menjadi kekasih abadi kita. Maka, hargailah kesempatan yang Dia berikan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar